- 8 -
Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani
07 – 09 – 1431H
17 – 08 – 2010M
05:32am
__________
Bayan Hijab Untuk Wanita Terhadap Mahram Dan Hijab Wanita Di Jalanan Am..
Dengan nama Allah Ar Rahman Ar Rahim, sholawat dan salam ke atas nendaku Muhammad Rasulullah - shollallaahu 'alayhi-, juga ke atas keluarganya yang suci dan para anshar pendahulu yang menolong para utusan Allah, dari kalangan terdahulu dan yang terkemudian, juga ke atas semua hamba Allah yang sholeh pada setiap zaman dan tempat hingga Hari Pembalasan, salam ke atas para utusan dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..
Berikut adalah petikan dari keterangan Syeikh Ahmad 'Isa Ibrahim:
Untuk itu Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani membalasmu, aku katakan: Wahai lelaki bertakwalah engkau kepada Allah, merasa takutlah engkau terhadap-Nya, kami sentiasa menasihatimu supaya engkau tidak menuruti perintah syaitan yang direjam, tetapi hendaklah engkau mengikuti perintah Ar Rahman.
Mungkin Ahmad 'Isa Ibrahim mahu menyelaku mengatakan: "Siapa yang mengatakan padamu bahawa Ahmad 'Isa mengikuti perintah syaitan?". Untuk itu Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani membalasnya dan menyatakan padanya mengenai perintah syaitan, iaitu: Engkau mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak engkau ketahui hakikatnya, Allah telah menyatakan kepada kalian mengenai ulah suruhan syaitan.
Allah Ta'ala berfirman:
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui.
Maha Benar Allah
[Al Baqarah:169]
Bagaimana engkau ini memberi fatwa tanpa dalil bukti yang jelas dan muhkam dari Allah; malah engkau mengikuti persangkaan yang tidak berguna buat mencapai kebenaran, sepertimana engkau mahu membolehkan untuk melihat wanita dengan pengamatan yang teliti, lalu engkau berdalil dengan firman Allah Ta'ala:
Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab:52]
Bagaimana engkau ini mengatakan perkara yang tidak benar terhadap Nabi -shollallaahu 'alayhi wasallam-, bahawa Nabi tidak menahan pandangannya, seolah-olah engkau menyatakan Nabi memandang kembali untuk memperhatikan dengan teliti akan kecantikannya
?
Bertakwalah engkau kepada Allah, merasa takutlah engkau terhadap-Nya; padahal perkara yang sebenarnya adalah, ada di antara wanita yang datang kepada Nabi -shollallaahu 'alayhi wasallam- secara mengejutkan, lalu membuka wajahnya dengan maksud untuk menawarkan dan melamar, agar Nabi mahu menikahinya, ini kerana diperbolehkan untuk membuka hijab dengan tujuan untuk mengajukan pernikahan, lalu dia mengatakan: "Ya Rasulallah, sesungguhnya aku telah menyerahkan diriku padamu untuk menjadi isterimu sebagaimana yang disukai oleh Allah".
Allah Ta'ala berfirman:
dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab:50]
Wahai Syaikh Ahmad 'Isa, kemarilah agar aku ajarkan kepadamu, bagaimana engkau dapat ketahui adakah ayat itu ayat muhkamat atau ayat mutasyabihat, yang masih memerlukan penjelasan dan penerangan terhadapnya, maka hendaklah engkau mengemukakan dan menghadapkan makna zahir ayat itu dengan ayat-ayat muhkamat dalam tajuk perkara yang sama, itulah Ummul Kitab, ayat-ayat pokok intipati dari kandungan Al-Qur'an
Lalu kemudian, bilamana engkau dapati ada perkara yang bertentangan dengan dalil bukti yang engkau bawakan dan bersalahan dengannya, maka ketahuilah bahawa ayat itu masih perlu penjelasan dan penerangan, jika sungguh engkau benar-benar berkeinginan untuk tidak mengatakan terhadap Allah selain kebenaran.
Sebagai contoh, dalil buktimu bagi melihat wajah wanita dengan firman Allah Ta'ala:
Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.
Maha Benar Allah
Lalu Syeikh Ahmad 'Isa mengatakan:
Untuk itu Al Imam Al Mahdi Nasser Mohammed Al Yamani membalasnya, aku katakan: Aduhai betapa teruk dan malang terhadap orang-orang yang mengatakan terhadap Allah pada perkara yang mereka tidak tahu, betapa teruk dan malang terhadap mereka yang mengikuti orang-orang yang menyesatkan mereka tanpa ilmu pengetahuan dari Allah, sesungguhnya Syeikh Ahmad telah berfatwa untuk memamerkan kecantikan wajah wanita bagi orang-orang yang melihatnya, kerana Syeikh Ahmad 'Isa telah mengatakan:
Namun Al Imam Al Mahdi mengatakan padamu: Wahai Syeikh Ahmad 'Isa Ibrahim, bertakwalah engkau kepada Allah, merasa takutlah engkau terhadap-Nya wahai saudaraku yang mulia, bahkan kelak tafsiranmu ini benar-benar akan diwaspadai oleh ayat-ayat muhkamat.
Apa yang mengherankan pada perkaramu ini, engkau telah membawakan pada kami ayat-ayat muhkamat mengenai hijab wanita terhadap mahramnya dan hijab sepenuhnya terhadap bukan mahram, lalu kemudian engkau malah berpaling dari ayat-ayat muhkamat ini, lalu engkau mengikuti ayat mutasyabihat yang masih memerlukan penjelasan.
Oleh itu kelak Al Imam Al Mahdi akan menjelaskan tentang hijab wanita yang terbatas di depan mahram, juga bayan penjelasan mengenai hijab wanita yang lengkap di depan selain mahram, fatwa mengenai kedua hijab tersebut, yakni hijab di depan mahram dan bukan mahram adalah pada firman Allah Ta'ala:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain bersambung dengan penutup kepala, dapat di angkat dan diturunkan buat menutupi wajah, leher dan tengah badan) ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Maha Benar Allah
[An-Nur:31]
Langsung ke bayan keterangan yang benar, firman Allah Ta'ala: dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya, Maha Benar Allah, pertanyaan yang muncul: Apa yang dimaksudkan dengan firman Allah Ta'ala: kecuali yang (biasa) nampak dari padanya
?
Jawabnya: Ianya adalah wajah wanita, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki, demikian itu hijab wanita di depan mahramnya, yakni wanita hanya boleh menampakkan wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki di depan mahram mereka.
Adapun terhadap bukan mahram (ajnabiy): Allah Ta'ala berfirman: Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain bersambung dengan penutup kepala, dapat di angkat dan diturunkan buat menutupi wajah, leher dan tengah badan) ke dada mereka, apa pula khimar? Jawabnya: Ianya adalah kain yang bersambung dengan tudung penutup kepala, sekiranya wanita ingin membuka hijab yang menutupi wajah mereka, mereka dengan mudah dapat menyingkapnya dengan mengangkat khimar itu menjadi terbalik ke belakang di atas kepala.
Adapun sekiranya mereka mahu menutupi wajah mereka, maka dengan pantas mereka dapat menurunkan khimar itu untuk menutupi saku di dada dengan membalikkan khimar hingga hujung-hujungnya menutupi sampai ke dada mereka, dan maklum bahawa saku pakaian (poket atas) telah diketahui selalunya berada di atas dada.
Kerana itu Allah Ta'ala berfirman: Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, demikian itulah fatwa dari Allah untuk menutup wajah dan leher dengan khimar ketika melihat ada ajnabiy, sebagaimana yang telah kami nyatakan bahawa khimar adalah potongan kain yang bersambung dengan penutup (tudung) kepala, bilamana wanita mahu menyingkapnya dari wajah mereka, maka dengan pantas mereka dapat mengangkatnya ke atas, dan bilamana mereka mahu menutup wajah dan leher, maka dengan pantas pula mereka dapat menurunkan khimar itu untuk menutupinya ke atas dada hingga menutupi wajah dan leher.
Demikian itu adalah bayan keterangan yang benar bagi firman Allah Ta'ala: Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, sesungguhnya para wanita hanya berbuat demikian ketika mana mereka khuatir ada bukan mahram yang melihat wajah mereka di jalanan atau di mana sahaja, jadi, bilamana mereka merasakan adanya para ajnabiy, maka dengan secepatnya mereka dapat menurunkan khimar hingga menutupi dada mereka, dengan segera mereka dapat menutupi wajah, leher dan dada mereka tatkala mereka menyadari ada selain mahram mereka.
Sebagai pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala: dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, sesungguhnya mereka para wanita hanya menutupi wajah dan leher mereka dengan khimar ketika melihat ada ajnabiy, maka dengan pantas mereka menutupi wajah dan leher mereka dengan khimar sembari menurunkannya, untuk menutupi aurat mereka hingga ke dada sebaik sahaja mereka melihat ada bukan mahram
Aku beri contoh yang demikian padamu dalam riwayat yang hak dari 'Aisyah -'alayhas salaam- mengenai hijab yang dikenakan olehnya dan para wanita beriman di hari mereka berhaji bersama Nabi -shollallaahu 'alayhi wasallam-, 'Aisyah berkata:
"Dulu kami bersama dengan Nabi -shollallaahu 'alayhi wasallam- pada haji Wada', tatkala kami dekat dengan rombongan kafilah, setiap dari kami para wanita menurunkan khimarnya dari atas kepalanya ke wajahnya, dan jika mereka rombongan kafilah telah menjauh dari kami, kami pun membuka kembali wajah kami."
Benar 'Aisyah dengan pernyataannya selaras dengan fatwa Allah mengenai hijab wanita di depan ajnabiy yakni selain mahram.
Wanita dapat membuka khimar mereka di jalanan awam sekiranya mereka dapati di jalanan tiada ajnabiy dan mereka tidak khuatir wajah mereka dapat dilihat oleh ajnabiy, akan tetapi bilamana wanita menyadari kehadiran ajnabiy maka dengan pantas wanita menutupi wajah mereka dengan khimar, kerana khimar itu bersambung dengan tudung (penutup) kepala, dalam sesaat mereka dapat menurunkan khimar itu terhadap ajnabiy, dan wanita boleh membuka khimar mereka di depan mahram.
Demikian itu bayan keterangan yang benar bagi firman Allah Ta'ala:
Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain bersambung dengan penutup kepala, dapat di angkat dan diturunkan buat menutupi wajah, leher dan tengah badan) ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Maha Benar Allah
[An Nuur]
Adapun jalanan awam, maka Allah perintahkan kaum wanita untuk memakai pakaian jilbab, yaitu yang menutupi pakaian hijab mereka dan perhiasan mereka ketika mereka di hadapan mahram, namun bilamana wanita menghentakkan kaki mereka ketika berjalan, maka kelak para ajnabiy dapat mendengar bunyi perhiasan wanita yang tersembunyi di balik khimar dan jilbab mereka, dan pada yang demikian itu terdapat fitnah (godaan) bagi orang-orang yang mengikuti syahwat, juga bahaya terhadap para wanita dari pencuri dan perampok jalanan.
Kerana itu Allah Ta'ala berfirman:
Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Maha Benar Allah
[An Nuur]
Jadi, apa itu jilbab? Jawabnya: Jilbab adalah pakaian (besar) yang menutupi pakaian wanita ketika di depan mahram mereka, dan pakaian yang mereka kenakan di depan mahram mereka mungkin sahaja pakaian gaun malam yang cantik, tidak longgar hingga menampilkan keindahan bentuk tubuhnya, seperti tonjolan bentuk payudara dan lingkaran pinggangnya, pakaian tidak cantik sekiranya terlalu besar dan longgar.
Allah tidak melarang hamba-hamba-Nya membuat pakaian yang langsung melekap pada tubuh wanita, yang menampakkan bentuk pinggangnya dan keindahan bentuk tubuhnya, yaitu pakaian layak dan sesuai yang membuatkan penampilannya cantik dan menarik dihadapan suaminya dan semua mahramnya, baru kemudian ada pakaian jilbab yang besar dan longgar, yang dipakai oleh wanita untuk menutupi kecantikan dirinya dari penglihatan bukan mahram sahaja.
Ini kerana jilbab adalah hijab yang menutupi keindahan tubuh badannya dari dilihat oleh ajnabiy, juga buat menutupi kecantikan wajahnya juga perhiasan yang dipakainya, jilbab bukanlah hijab untuk mahram, namun hijab untuk bukan mahram.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (59)
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab]
Selanjutnya yang mengikuti jilbab adalah penutup kepala, yang pada penutup itu melekat hujung khimar agar wanita dapat menurunkannya dan mengangkatnya dengan pantas, sekiranya wanita khuatir ada ajnabiy yang melihat mereka.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Maha Benar Allah
[An Nuur]
Sebagaimana yang telah kami nyatakan, bahawa jilbab adalah pakaian besar dan longgar yang menutupi pakaian wanita ketika mereka di depan mahram mereka, demikian ini kerana pakaian hijab wanita ada dua jenis, salah satunya adalah jilbab dan yang satunya lagi adalah pakaian yang mereka kenakan di depan mahram, buat menutupi aurat tubuh mereka dari dilihat secara langsung
Demikian ini kerana Allah tidak membenarkan wanita memperlihatkan tubuh mereka, bahkan terhadap ayah mereka atau saudara lelaki mereka, mereka (mahram) hanya boleh melihat apa yang biasa tampak dari perhiasan wanita sahaja, seperti wajah, kedua tapak tangan, tonjolan bentuk payudara, bentuk lingkaran pinggang dan perhiasan yang mereka pakai, tidak diperbolehkan bagi wanita untuk memperlihatkan tubuhnya secara langsung kepada sesiapapun kecuali kepada suaminya, yang telah Allah izinkan untuk bercampur dengannya (berhubungan badan) dan sang suami adalah pakaian bagi sang isteri.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.
Maha Benar Allah
[Al Baqarah:187]
Kami ulang kembali definisi jilbab, ia adalah pakaian besar wanita yang longgar, yang menutupi pakaian hiasan mereka yang mereka kenakan di depan mahram, jilbab adalah hijab yang mereka kenakan di depan ajnabiy, Allah membenarkan wanita-wanita yang telah lanjut usia untuk melepaskan pakaian mereka, yang dimaksudkan adalah pakaian besar dan longgar mereka yaitu jilbab, namun dengan syarat tidak berhias pada wajah, seperti bersolek atau mengenakan perhiasan.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak menampakkan perhiasan (solekan dan sebagainya pada wajah)
Maha Benar Allah
[An Nuur]
Adakah yang dimaksudkan itu supaya wanita lanjut usia menanggalkan pakaian yang menutupi tubuh mereka? Tidak sama sekali… sesungguhnya yang dimaksudkan adalah pakaian jilbab besar yang mereka pakai dahulu semasa mereka muda, lalu setelah mereka lanjut usia Allah izinkan mereka melepaskan jilbab besar itu, tidak mengapa bagi wanita yang lanjut usia untuk tampil di depan ajnabiy dengan pakaian yang mereka kenakan di depan mahram.
Maka dari itu, siapa yang menghujjah Al Mahdi Al Muntadhar mengenai hijab dengan mahram dan hijab dengan bukan mahram, melainkan aku pasti mematahkan hujjahnya dengan kebenaran, jika aku tidak dapat melakukannya maka aku bukan Al Imam Al Mahdi Al Muntadhar, yang memutuskan dengan kebenaran di antara orang-orang yang berselisih dalam urusan agama, aku putuskan untuk mereka hukum keputusan Allah yang hak, meyakinkan dan dapat diterima akal fikiran dan logik dari muhkam Kitabullah Al Qur'an.
Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya dimana sahaja terdapat tabarruj (memamerkan kecantikan) bagi wanita, maka di situ juga ada banyak orang yang tidak senonoh, tidak tahu malu dan tidak bermoral, penyebabnya adalah dari fitnah wanita yang berhias diri memamerkan kecantikan bagi orang-orang yang melihat mereka.
Fitnah dari kecantikan wanita juga dapat menyalakan api syahwat dan mengobar naluri seks, hingga kesengsaraan menimpa manusia dan nafsu syahwat mengalahkannya, sesungguhnya manusia itu diciptakan berkeadaan lemah, kerana itulah Allah telah memerintahkan kaum wanita agar berhijab, untuk mengurangi dan meringankan fitnah terhadap orang-orang beriman.
Allah Ta'ala berfirman:
Dan Allah hendak (membersihkan kamu dari dosa dengan) menerima taubat kamu, sedang orang-orang (yang fasik) yang menurut keinginan hawa nafsu (yang diharamkan oleh Allah itu) hendak mendorong kamu supaya kamu menyeleweng (dari kebenaran) dengan penyelewengan yang besar bahayanya. (27) Allah (sentiasa) hendak meringankan (beban hukumnya) daripada kamu, kerana manusia itu dijadikan berkeadaan lemah. (28)
Maha Benar Allah
[An Nisaa]
Bahkan mungkin sahaja tubuh jadi terbius hilang kesadaran secara tidak wajar kerana pergolakkan syahwat dan kerana kekaguman terhadap keindahan dan kecantikan, aku beri contoh pada kalian terhadap yang demikian sebagaimana para wanita yang melukai tangan mereka sendiri tanpa mereka merasakannya, itu kerana yang menyebabkan tubuh mereka terbius jadi hilang kesadaran adalah pergolakan syahwat dan kekaguman mereka yang terpegun ketika melihat ketampanan Nabi Allah Yusuf -'alayhis salaam-:
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia".
[Yusuf:31]
Mereka para wanita itu melukai (jari) tangan mereka disebabkan oleh pergolakan syahwat dan besarnya kekaguman mereka terhadap ketampanan Nabi Allah Yusuf -'alayhis salaam- yang mereka lihat dengan mata mereka, lalu kemudian isteri Al Aziz menertawakan perkara yang terjadi kepada para wanita itu, sesungguhnya perkara yang telah terjadi pada mereka (para wanita) adalah sama sebagaimana yang telah dialaminya sebelum itu:
Isteri Al Aziz berkata: "Itulah dia orang yang kalian cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina". (32) Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh".(33)
Maha Benar Allah
[Yusuf]
Akan tetapi, meskipun Allah tidak memerintahkan kaum lelaki untuk berhijab menutupi diri di depan kaum wanita, namun Allah memerintahkan kaum wanita untuk menundukkan pandangan mereka, kerana begitu juga kaum wanita, mereka lemah menghadapi syahwat dan emosi perasaan cinta, hanya sahaja kaum wanita tidak seberani dan senekad kaum lelaki, kecuali wanita yang tidak punya rasa malu, maka dia akan terdedah dengan kejahatan zina, demikian itu kerana kurangnya rasa malu pada diri mereka terhadap kaum lelaki, padahal sekiranya rasa malu ada pada diri wanita, maka rasa malu itu akan menambahkan penjagaan terhadap diri wanita, dan akan menjauhkannya dari perbuatan zina, sebaik-baik wanita adalah yang punyai rasa malu ketika berhadapan dengan kaum lelaki.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkan Musa dengan berjalan dalam keadaan segan tersipu malu
Maha Benar Allah
[Al Qashash:25]
Salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam
Saudara kaum muslimin yang rendah hati terhadap orang-orang beriman,
Al Imam Al Mahdi Naser Mohammed Al Yamani
ــــــــــــــــــــــ
اقتباس المشاركة 44263 من موضوع بيان الحجاب الإسلامي إلى كافة نساء الأمّة..
- 8 -
الإمام ناصر محمد اليماني
07 - 09 - 1431 هـ
17 - 08 - 2010 مـ
05:32 صباحاً
[ لمتابعة رابط المشاركة الأصليّة للبيان ]
https://mahdialumma.net./showthread.php?p=6855
__________
بيان الحجاب للمرأة عن المحارم وحجاب المرأة في الشارع العام ..
بسم الله الرحمن الرحيم، والصلاة والسلام على جدّي محمد رسول الله صلى الله عليه وآله الأطهار والسابقين الأنصار في الأولين وفي الآخرين وجميع الصالحين في كلّ زمانٍ ومكانٍ إلى يوم الدين، وسلامٌ على المُرسلين والحمدُ لله ربّ العالمين..
وما يلي اقتباس من بيان الشيخ أحمد عيسى إبراهيم بما يلي:ومن ثمّ يردّ عليك الإمام ناصر محمد اليماني وأقول: يا رجل اتقِ الله فلا نزال ننصحك أن لا تتّبع أمر الشيطان الرجيم بل تتّبع أمر الرحمن. ولربّما يودّ أحمد عيسى إبراهيم أن يقاطعني فيقول: "ومن قال لك يا ناصر محمد اليماني أن أحمد عيسى يتبع أمر الشيطان؟". ومن ثمّ يردّ عليه الإمام ناصر محمد اليماني ويفتيه عن أمر الشيطان وهو: أن تقول على الله ما لا تعلم، وأفتاكم الله عن كيفية أمر الشيطان. وقال الله تعالى: {إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ} صدق الله العظيم [البقرة:169].
فكيف تفتي بغير سلطان العلم البيّن والمحكم من الله؛ بل وتتّبع الظنّ الذي لا يغني من الحقّ شيئاً كمثل أنّك تريد أن تبيح النظر إلى المرأة بتمعّنٍ، ومن ثمّ تستدل بقول الله تعالى: {لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاء مِن بَعْدُ وَلَا أَن تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيباً} صدق الله العظيم [الأحزاب:52].
فكيف تفتري على النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - أنه لم يكن يغضّ البصر وكأنّك تفتي أنّه كان يُرجع البصر للتمعّن في جمالها؟ فاتقِ الله؛ بل من النساء من تأتي فتفاجِئ النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - فتكشف وجهها بغرض عرض الزواج على النبيّ كونه يحلّ كشف الحجاب بهدف عرض الزواج، فتقول: "يا رسول الله قد وهبتُ لك نفسي زوجةً كما يرضى الله". وقال الله تعالى: {وَامرأة مُّؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ} صدق الله العظيم [الأحزاب:50].
ويا فضيلة الشيخ أحمد عيسى، هلمّ لكي أعلمك كيف تعلم هل الآية محكمةٌ أم من الآيات المُتشابهات اللاتي لا يزلن بحاجة للتفصيل والبيان، فعليك أن تعرض ظاهر الآية على الآيات المحكمات هُنّ أمّ الكتاب في قلب وذات الموضوع فإذا وجدت ما يخالف برهانك ويناقضه تماماً فعليك أن تعلم أنّ تلك الآية لا تزال بحاجة للتفصيل والبيان إن كنت حريصاً ألا تقول على الله غير الحقّ، وعلى سبيل المثال برهانك بالنظر إلى وجه المرأة بقول الله تعالى: {لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاء مِن بَعْدُ وَلَا أَن تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيباً} صدق الله العظيم، ومن ثمّ قال الشيخ أحمد عيسى:ومن ثمّ يردّ عليه الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني وأقول: ويا أسفاه على الذين يقولون على الله ما لا يعلمون، ويا أسفاه على الذين اتّبعوهم فأضلّوهم بغير علمٍ من الله، فقد أفتى الشيخ أحمد بتبرّج وجه المرأة للناظرين، ومن ثم قال الشيخ أحمد عيسى:ولكن الإمام المهديّ يقول لك: يا شيخ أحمد عيسى إبراهيم اتّقِ الله أخي الكريم، ولكن تفسيرك هذا سوف تكون له الآيات المحكمات لبالمرصاد، والعجيب في أمرك أنّك جئتنا بالآيات المحكمات في حجاب المرأة عن الأقارب وحجابها الكامل عن الأجانب ومن ثمّ تعرض عن هذه الآيات المحكمات ومن ثم تتّبع المُتشابه والذي لا يزال بحاجة للتفصيل، وعليه فسوف يقوم الإمام المهديّ بتفصيل حجاب المرأة المحدود عن الأقارب، وبيان الحجاب الكامل عن الأجانب، وفتوى الحجابين عن الأقارب والأجانب في قول الله تعالى: {وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم [النور:31].
وإلى البيان الحقّ، وقال الله تعالى: {وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا} صدق الله العظيم، والسؤال الذي يطرح نفسه: فما المقصود بقول الله تعالى: {إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا}؟ والجواب: إنهُ وجه المرأة وكفيها وقدميها وذلك حجاب المرأة أمام الأقارب.
وأما الأجانب: فقال الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ}، فما هو الخمار؟ والجواب: هو الذي يكون ملتصقاً بما تغطي به المرأة رأسها فإن شاءت أن تكشف عن وجهها فترفع الخمار إلى الأعلى فيكون مقلوباً على الرأس، وأمّا إذا أرادت أن تحجب وجهها فسرعان ما تقوم بتنزيل الخمار ليضرب على الجيب فيحجب الوجه فتكون ملقاةً أطرافُه على الصدر، ومعلوم أنّ جيوب الثياب المعلومة دائماً تكون على الصدر. ولذلك قال الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ}، وتلك فتوى من الله بتغطية الوجه والعنق بالخمار حين رؤية الأجانب، وكما قلنا أنّ الخِمار هو قطعة تكون مربوطة بغطاء الرأس فإذا أرادت المرأة أن تكشف عن وجهها فسرعان ما ترفعه إلى الأعلى وإذا أرادت أن تُغطّي وجهها وعنقها فسرعان ما تقوم بتنزيله ليضرب على صدرها فيغطي الوجه والعنق، فذلك هو البيان الحقّ لقول الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ}، وإنما تفعل ذلك حين تخشى أن يرى وجهها الأجانب في الطريق أو في أي مكان، فمجرد ما تشعر بوجودهم فسرعان ما تقوم بضرب الخمار على الصدر فيُحجب فوراً الوجه والعنق والصدر حين تشعر بالأجانب.
تصديقاً لقول الله تعالى: {وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ}، وإنما تضرب بخمارها على وجهها وعنقها حين رؤية الأجانب فسرعان ما يغطي الخِمار وجهها وعنقها فتضرب به على الصدر فوراً حين رؤية الأجانب، وأضرب لك على ذلك مثلاً في الرواية الحق عن عائشة عليها السلام في حجابها ونساء المؤمنين يوم حججن مع النبي -صلى الله عليه وآله وسلم- وقالت: [كنا مع النبي - صلى الله عليه وسلم - في حجة الوداع، وكنا إذا دنا منا الركبان سدلت إحدانا خمارها من على رأسها على وجهها، فإذا بعدوا كشفنا]، وصدقت بفتواها مُطابقة لفتوى الله عن حجاب المرأة عن الأجانب.
وتستطيع المرأة أن تكشف الخمار وهي في الطريق العام إن لم ترَ في طريقها أجانب ولا تخشى أن يرى وجهها أحد الأجانب، ولكن حين تشعر بوجود الأجانب فسرعان ما تغطي وجهها بالخمار لأنه مربوطٌ بغطاء الرأس وتستطيع تنزيله في خلال ثانيةٍ واحدةٍ عن الأجانب، ويحلّ لها كشفه عن الأقارب. وذلك هو البيان الحقّ لقول الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء} صدق الله العظيم [النور:31].
وأما الشارع العام فأمرها الله أن ترتدي ثوب الجلباب الذي يغطي ثوب حجابها عن الأقارب وحليها، ولكنها إذا ضربت المرأة برجليها الأرض جرياً فسوف يسمع الأجانب صنين زينتها وهي حُليها المخفية وراء الخمار والجلباب، وفي ذلك فتنة للذين يتّبعون الشهوات، وكذلك خطر عليها من اللصوص وقطاع الطرق. ولذلك قال الله تعالى: {وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم [النور:31].
فما هو الجلباب؟ والجواب: إنّه الثوب الذي يُغطّي ثوبها أمام محارمها، والثوب أمام محارمها قد يكون ثوب سهرةٍ جميلٍ فهي تظهر من خلاله تفاصيل الجسم كمثل بروز النهود ودائرة الخصر ولا تكون الملابس جميلة إذا كانت واسعة، ولم يمنع الله أمتَه من أن تقوم بتفصيل الثوب المباشر على جسدها الذي يظهر خصرها وجمال جسدها الذي يليق أن يجعل مظهرها جميلاً أمام زوجها وكافة محارمها، ويأتي من بعد ذلك ثوب الجلباب الواسع وتستخدمه المرأة ليستر مفاتنها عن أبصار الأجانب فقط لأن الجلباب حجاب مفاتن جسدها عن أبصار الأجانب و جمال الوجه والحُلي، وليس الجلباب حجاب الأقارب بل حجاب الأجانب. تصديقاً لقول الله تعالى: {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً} صدق الله العظيم [الأحزاب:59].
وتابع للجلباب غطاء الرأس الذي يتمّ فيه لصق طرف الخمار حتى تستطيع المرأة تنزيله ورفعه بسرعة إن خشيت أن يراها الأجانب. تصديقاً لقول الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء} صدق الله العظيم [النور:31].
وكما قلنا أنّ الجلباب هو الثوب الأكبر الواسع الذي يغطي ثوب المرأة أمام محارمها، وذلك لأن حجاب النساء نوعين من الثياب فأحدهما الجلباب والآخر تستخدمه أمام الأقارب لتغطية عورة الجسد من النظر إليه مباشرة، وذلك لأن الله لم يسمح لها أن يرى جسدها حتى أبوها أو أخوها وإنما يرون ما ظهر من زينتها فقط كمثل الوجه والكفين وبروز النهود ودائرة الخصر وحُليَّها ولا يحل لها أن يرى جسدها مباشرةً إلا زوجها الذي أحلَّ الله له الرفث إليها فهو لباس لها. تصديقاً لقول الله تعالى: {أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ} صدق الله العظيم [البقرة:187].
ونعود لتعريف الجِلباب وهو الثوب الأكبر الذي يُغطّي ثوبها الذي تتزيّن به أمام الأقارب، وأما الجِلباب فهو حجابها عن الأجانب، وأحلَّ الله للنِّساء القواعد أن يضعنَ ثيابهنَّ ويقصد بذلك الثوب الأكبر وهو الجلباب، ولكن بشرط أنْ لا تتزيّن بزينةٍ على الوجه كمثل أن تستخدم المكياج أو تلبس الحُلي. تصديقاً لقول الله تعالى: {وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحاً فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ} صدق الله العظيم [النور:60]، فهل يقصد أن تضع المرأة القاعد ثوبها الذي يغطي جسدها؟ كلا ثم كلا... وإنما يقصد ثوب الجلباب الأكبر الذي كانت تستخدمه أيام شبابها ومن ثم أحلّ الله لها حين جاءها الكِبر أن تضعه فلا حرج عليها أن تظهر للأجانب بثوب الأقارب.
فمن ذا الذي يحاجِج المهديّ المنتظَر في حجاب الأقارب والأجانب إلا غلبتُه بالحقِّ فإذا لم أفعل فلستُ الإمام المهديّ المنتظَر الحكم الحقّ بين المُختلفين في الدين فأستنبط لهم حكم الله الحقّ والمقنع للعقل والمنطق من محكم كتاب الله القرآن العظيم، ألا وإنّه حيث يوجد التبرّج للمرأة يوجد السُّفور والفُجور بشكلٍ أكثر، وسببه فتنة المرأة المتبرِّجة للنّاظرين إليها وفتنة جمال المرأة يؤجِّج الشهوة والغريزة فتغلب عليه شقوته وشهوته وخُلِقَ الإنسانُ ضعيفاً، ولذلك أمر الله المرأة بالحجاب لتخفيف الفتنة عن المؤمنين. وقال الله تعالى: {وَاللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا ﴿٢٧﴾ يُرِيدُ اللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنسَانُ ضَعِيفًا ﴿٢٨﴾} صدق الله العظيم [النساء].
بل قد يتخدّر الجسم من جور تأجُّجِ الشهوة والإعجاب بالجمال، وأضرب لكم على ذلك مثل النسوة التي قطّعن أيديهن ولم يشعرنَ بذلك أنّهن قطّعن أيديَهن، وذلك لأنّ الذي خَدَّرَ أجسادهنّ تأجّج الشهوة والإعجاب بجمال رسول الله يوسف عليه الصلاة والسلام: {فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ} [يوسف:31].
وقطّعن أيديَهن بسبب تأجُّج الشهوة وعظيم الإعجاب بما ترى أعينهن من جمال نبيّ الله يوسف عليه الصلاة والسلام، ومن ثم ضحكت امرأة العزيز بما حدث للنّسْوةِ، فقد حدث لهنّ ما حدث لها من قبل: {قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ وَلَقَدْ رَاوَدتُّهُ عَن نَّفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ الصَّاغِرِينَ ﴿٣٢﴾ قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أحبّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ ﴿٣٣﴾} صدق الله العظيم [يوسف].
ولكن برغم أنّ الله لم يأمر الرجل بالحجاب عن المرأة ولكنّه أمر المرأة أن تغضَ البصرَ، فهي كذلك ضعيفة أمام الشهوة والعاطفة غير أنّها أقل جُرأةً من الرجل إلا التي لا تستحي فهذه تكون مُعرضةً لفاحشةِ الزِّنا وذلك بسبب قلة حيائِها من الرِّجال، ولكن الحياءَ إذا وُجِد في المرأة يزيدها عِفّةً ويُبعدها عن الزِّنا، ونِعْمَ المرأة التي تستحي حين تواجه الرجال.
تصديقاً لقول الله تعالى: {فَجَاءتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاء} صدق الله العظيم [القصص:25].
وسلامٌ على المُرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين..
أخو المُسلمين الذليل على المؤمنين الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني.
ــــــــــــــــــــــ
اقتباس المشاركة 303587 من موضوع Bayan Keterangan Mengenai Hijab Islami Untuk Seluruh Wanita Umat Islam..
اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..